Kasus COVID-19 di Klinik Singapura Melonjak, Ini Gejala yang Paling Sering Muncul
- account_circle Redaksi
- calendar_month Sel, 28 Mei 2024

Peningkatan pasien Kasus COVID-19 di sejumlah klinik Singapura meningkat dua kali lipat pasca menghadapi gelombang baru kasus COVID-19 akibat strain KP.1 dan KP.2.
Beberapa klinik menambah lebih banyak sumber daya termasuk tenaga kerja tambahan, persediaan obat-obatan, untuk mengatasi jumlah peningkatan pasien. Kebanyakan dari mereka mengalami gangguan pernapasan akut.
Jaringan klinik Unihealth misalnya, mereka menerima dua kali lebih banyak pasien yang terinfeksi COVID-19 pada bulan ini dibandingkan April, yaitu sekitar 20 kasus per hari di masing-masing dari tiga gerainya yang berlokasi di Jurong, Toa Payoh, dan Yishun.
Meskipun situasi masih terkendali, perusahaan mengatakan pihaknya sedang menyiapkan obat-obatan untuk berbagai gejala termasuk batuk, pilek, dan demam. Sejauh ini, sakit tenggorokan adalah salah satu keluhan paling umum dari pasien COVID-19, Unihealth telah meningkatkan pasokan obat semprot tenggorokan dan antipiretik, yang dapat mengurangi demam, nyeri tubuh, dan menggigil.
“Alat tes untuk COVID-19 serta influenza juga mengalami peningkatan permintaan, kata direktur medis perusahaan tersebut,” beber Dr Xie Huizhang.
Dr Xie memperkirakan gelombang infeksi saat ini akan berlanjut selama beberapa minggu ke depan, seiring dimulainya liburan sekolah dan banyak keluarga yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
“Orang-orang bepergian masuk dan keluar (Singapura). Kemungkinan terjadi peningkatan kasus ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) secara umum, yang mungkin akan terus berlanjut dan mungkin berlangsung hingga pertengahan Juli,” katanya.
Lonjakan kasus COVID-19
Layanan telehealth WhiteCoat, telah menerima hingga 10 persen lebih banyak pasien pada bulan ini dibandingkan dengan April. Sejak paruh kedua bulan April, perusahaan telah menambah jumlah dokter sebanyak 20 persen, terutama pada periode puncak seperti di pagi hari.
“Berdasarkan data kami dan angka-angka sebelumnya, (kami) dapat melihat peningkatan dengan cukup cepat dan memperkirakan bahwa gelombang tersebut akan datang,” beber Dr Tan Ming Wei, Direktur Medis Senior WhiteCoat.
“Jadi, kami bisa menjadwalkan dokter lebih awal dan merencanakan lebih banyak tenaga kerja terlebih dahulu untuk mengatasinya.”
Para dokter mengatakan lonjakan pasien yang mencari pertolongan akibat COVID-19 dan infeksi saluran pernafasan saat ini bukanlah hal yang aneh.
“COVID-19, seperti flu dan virus lainnya, telah menjadi infeksi saluran pernafasan yang umum. Kami memperkirakan akan terjadi dua atau tiga gelombang per tahun, terutama dengan adanya strain yang muncul juga,” kata Dr Xie.
Singapura mengalami lonjakan infeksi COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir, dengan strain KP.1 dan KP.2 yang baru, bagian dari keluarga varian “FLiRT”, menyumbang sekitar dua pertiga kasus.
- Author: Redaksi